Kabar Suriah, bagi banyak pengamat menunjukkan masalah penting ini bahwa pasti terdapat hubungan khusus antara Hayat Tahrir Al Sham, HTS, dengan Israel, sehingga konstelasi Suriah bisa seperti ini.

29 Desember 2024 - 19:33
Apakah Jatuhnya Assad Bisa Terjadi tanpa Koordinasi HTS dan Israel?

Surat kabar Iran, Etemad menulis, “Setelah jatuhnya Bashar Assad, dan masuknya Hayat Tahrir Al Sham, ke Damaskus, bahkan di masa sebelum itu, terkadang muncul laporan terkait hubungan kelompok teroris ini secara khusus, dan banyak gerakan Salafi penentang Assad lainnya, secara umum, dengan Israel.”

Mungkin alasan paling penting dari klaim ini adalah pembukaan rumah sakit darurat di puncak pertempuran pemerintah Suriah, dengan kelompok pemberontak di Golan yang diduduki, bahkan Perdana Menteri Israel, sendiri saat itu sempat mengunjungi rumah sakit tersebut, dan berbicara dengan para pemberontak bersenjata yang terluka.

Abu Muhammad Al Julani, atau yang lebih dikenal dengan Ahmad Al Sharaa, yang mengaku orang Suriah, sama seperti Saad Hariri, ayahnya lama bekerja di Arab Saudi, dan ia dilahirkan di sana.

Media-media pemberontak Suriah meyakini bahwa kartel media Israel, dan sekutu-sekutunya sekarang tidak mengizinkan publikasi informasi-informasi seputar masalah ini, dan benang merahnya hanya bisa ditemukan dengan mencocokkan bukti-bukti yang ada.

Sebaliknya, kelompok-kelompok pendukung Al Julani, mengklaim bahwa berita-berita tersebut diproduksi oleh sejumlah media dengan maksud untuk merusak citra Ketua Hayat Tahrir Al Sham itu.

Akan tetapi dengan memperhatikan laporan-laporan yang beredar tekait masalah ini, kita menyaksikan bahwa bukan hanya media-media yang sejalan dengan poros perlawanan saja tapi beberapa media penentang juga sampai pada kesimpulan yang sama, dan minimal mereka menuduh Al Julani, bekerja sama dengan Israel.

Media-media itu menekankan, di tengah semua serangan Israel, ke Suriah, dalam beberapa tahun terakhir, satu kali pun tidak pernah terdengar lokasi di dekat markas pasukan Tahrir Al Sham, diserang Israel, dan rezim ini melakukan sebentuk interaksi dengan HTS di dalam wilayah Suriah.

Mungkin salah satu alasan terpenting dalam klaim ini yang masih kuat sampai sekarang adalah bentuk sikap Al Julani, terkait kemajuan pasukan Israel, di dalam wilayah Suriah.

Ia yang saat ini menjabat sebagai pemimpin sementara Suriah, dan kemungkinan besar menjadi presiden mendatang negara itu, di hampir seluruh wawancara yang dilakukannya, tidak pernah berbicara soal serangan Israel, ke Suriah, dan sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa pun saat pewawancara menyinggung serangan Israel, ke Suriah.

Kenyataan ini menyebabkan beberapa analis Arab, berbicara soal koordinasi, minimal tidak langsung, antara Hayat Tahrir Al Sham, dengan Israel, terutama karena Israel, termasuk pihak pertama yang mengakui secara resmi pemerintahan Al Julani, dan menganggapnya sebagai pemain utama saat ini di Suriah.

Satu lagi alasan yang disampaikan oleh para pengamat politik kawasan adalah bentuk sikap yang diambil Abu Muhammad Al Julani, terkait dengan masalah Palestina.

Semua orang tahu bahwa Hamas adalah salah satu kelompok pertama yang mengucapkan selamat atas jatuhnya Bashar Assad, dan mengaku alasan penentangan dengan Assad, adalah penutupan kantor perwakilannya di Damaskus.

Setelah serangan Israel, ke Gaza, berlalu lebih dari 14 bulan, Hayat Tahrir Al Sham, sebagai sebuah kelompok Sunni garis keras, tidak pernah sekali pun mengeluarkan statemen yang mengecam aksi Israel, di Gaza, padahal Hamas, juga organisasi Sunni, dan rakyat Palestina, juga Muslim Sunni.

Sebagian pengamat menganggap dukungan Turki dan Qatar, dua negara yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, terhadap Al Julani, juga dapat menjadi justifikasi teori dukungan, dan kehadiran potensial Israel, dalam memajukan upaya Al Julani, untuk mencapai puncak politik di Suriah, dan metamorfosis dari seorang teroris buron menjadi seorang tokoh politik. (HS)