Sejumlah organisasi internasional di Afghanistan telah memprediksi bahwa jumlah siswa di Afghanistan akan meningkat menjadi 8,9 juta orang pada tahun 2025.

15 November 2024 - 06:16
Jumlah Siswa di Afghanistan akan Meningkat Menjadi 8,9 Juta Orang

Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait - ABNA - Beberapa organisasi internasional di Afghanistan telah memprediksi bahwa pada tahun depan, jumlah siswa di sekolah-sekolah di Afghanistan akan tumbuh sebesar 10,7 persen.   UNICEF dan Save the Children serta lembaga pendidikan Afghanistan adalah beberapa dari organisasi utama yang memprediksi peningkatan jumlah siswa di negara ini pada tahun depan.  

Organisasi-organisasi internasional ini telah mengumumkan bahwa jumlah siswa di Afghanistan pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 8,9 juta orang.   Para pejabat dari organisasi-organisasi ini menyebutkan bahwa alasan peningkatan jumlah siswa di Afghanistan adalah pertumbuhan populasi negara tersebut.  

Organisasi-organisasi internasional mengingatkan tentang krisis ekonomi di Afghanistan dan menyatakan bahwa meskipun ada kemungkinan peningkatan jumlah siswa, banyak anak di negara ini terhalang untuk mendapatkan pendidikan karena tantangan ekonomi dan kondisi sosial.  Organisasi-organisasi ini menekankan bahwa mereka akan lebih fokus pada pendidikan anak-anak yang rentan di sekolah-sekolah.  

Menurut pernyataan organisasi-organisasi internasional, lembaga-lembaga global yang mendukung hak anak akan memberikan dukungan kepada 480 ribu siswa rentan Afghanistan pada tahun depan.  Organisasi internasional menunjukkan perhatian terhadap pendidikan siswa di Afghanistan, sementara perempuan di negara ini dilarang untuk melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi dari kelas enam.

Menurut statistik PBB, dalam tiga tahun terakhir, 1,5 juta siswa perempuan di Afghanistan tidak dapat pergi ke sekolah.

Penolakan ulama Syiah dan Sunni Afghanistan terhadap larangan pendidikan perempuan

Sementara itu, ulama Syiah dan Sunni di Afghanistan menentang larangan pendidikan perempuan oleh Taliban dan dalam pernyataan mereka menyatakan bahwa larangan pendidikan perempuan tidak memiliki tempat dalam agama Islam.

Hujjatul Islam wal Muslimin Sardar Ali Mohseni, seorang ulama Syiah di barat Kabul, mengatakan kepada wartawan Abna bahwa tidak ada ulama yang mendukung penutupan sekolah-sekolah perempuan; namun ada dukungan terhadap kebijakan Taliban dalam memisahkan sekolah dan universitas untuk perempuan serta menyediakan lingkungan yang sesuai.

Ulama ini dengan tegas menyatakan: tidak ada ulama dari Afghanistan yang mendukung penutupan sekolah. Ulama di negara ini telah meminta kepada para pejabat Emirat Islam selama tiga tahun terakhir agar sekolah-sekolah perempuan dibuka kembali dengan menjaga kehormatan Islam, agar perempuan di Afghanistan dapat meraih ilmu dan pengetahuan.

Dia memperingatkan bahwa kelanjutan larangan bagi perempuan Afghanistan untuk belajar di sekolah dan universitas akan membawa konsekuensi berbahaya bagi masyarakat negara ini.