Salah satu media Amerika Serikat, menyoroti kontroversi kehadiran drone-drone tak dikenal di atas pangkalan-pangkalan militer AS, dan menyebut negara ini rentan di bidang drone.

22 Desember 2024 - 18:30
Kami dalam Bahaya! AS Akui Rentan Diserang Drone

Situs stasiun televisi CNN menulis, drone-drone tak dikenal terus terbang di atas pangkalan-pangkalan militer AS, dan pasukan negara ini tidak tahu bagaimana cara menghentikan mereka.

CNN menambahkan, “Kehadiran drone-drone di atas pangkalan-pangkalan militer telah meningkatkan kekhawatiran soal tidak adanya sebuah kebijakan yang jelas untuk menghadapi ancaman-ancaman yang bisa membahayakan keamanan nasional AS.”

Jenderal Glen D. Vanherck, mantan Komandan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) menyinggung kehadiran drone-drone tak dikenal, dan balon-balon Cina, di langit AS, dalam beberapa tahun terakhir.

Ia menuturkan, “Tidak ada satu pun pusat koordinasi untuk mengelola langkah-langkah terarah dalam rangka menghadapi ancaman ini, dan yang ada hanyalah organisasi-organisasi terkait saling menyalahkan.”

Mengutip Jenderal Robert Spalding, mantan Direktur perencanaan strategis Dewan Keamanan Nasional, NSC, CNN menambahkan, masalah kehadiran drone-drone tak dikenal adalah masalah yang sudah ada sejak satu dekade lalu, dan masih belum dipikirkan penyelesaiannya.

Media AS ini juga menyinggung dampak-dampak kehadiran pesawat-pesawat tak berawak tak dikenal bagi keamanan nasional Amerika Serikat. “Drone-drone tersebut mungkin diterbangkan untuk mengumpulkan informasi atau uji coba sistem pertahanan militer,” ujarnya.

Menurut CNN, meskipun kekhawatiran-kekhawatiran terus bertambah, Kongres AS masih belum juga meloloskan undang-undang komprehensif untuk menghadapi ancaman drone tak dikenal, dan pembatasan-pembatasan hukum semakin mempersulit solusi atas masalah ini.

Media AS juga menyoroti kemajuan pesat Cina dalam teknologi drone yang membuat Washington cemas. CNN menulis, “Kecepatan kemajuan Cina, di bidang drone lebih cepat dari upaya AS menyesuaikan kebijakan-kebijakan pertahanannya di bidang ini.”

Stasiun televisi CNN melanjutkan, fokus Amerika Serikat, ke lokasi-lokasi yang jauh, telah menyebabkan dirinya sangat rentan terhadap kemajuan teknologi di dalam negeri.

Amerika Serikat, dan Rezim Zionis, sebelumnya dalam perang di Ukraina, dan Jalur Gaza, telah menunjukkan kelemahan mereka di bidang drone.

Rezim Zionis sekitar lebih dari setahun lalu, meski berhasil melacak sejumlah rudal peralwanan, tetap tidak mampu melacak drone, dan drone-drone tersebut menghantam target-target yang ditentukan di Tel Aviv, serta lokasi-lokasi terlindungi lainnya.

Sistem pertahanan udara negara-negara Barat dan AS di Ukraina, lebih dari dua tahun perang Ukraina, tidak mampu menghentikan drone-drone Rusia, dan sebagian besar drone ini berhasil menghantam target. (HS)