Pakar Kajian Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Dr. Dina Y Sulaeman mendapatkan pin emas yang diserahkan Menko Polhukam Marsekal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P., berdasarkan Kepmenpolhukam no,109/2024 dalam acara Ulang Tahun ke-14 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Sentul, Bogor pada Selasa (16/7).

19 Juli 2024 - 06:52
Pakar Kajian Timur Tengah Unpad Terima Pin Emas dari Menko Polhukam

Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Pakar Kajian Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Dr. Dina Y Sulaeman mendapatkan pin emas yang diserahkan Menko Polhukam Marsekal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P., berdasarkan Kepmenpolhukam no,109/2024 dalam acara Ulang Tahun ke-14 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Sentul, Bogor pada Selasa (16/7). 

Dosen di Fisip Unpad ini dinilai sebagai akademisi yang berkontribusi signifikan dalam upaya melawan radikalisme dan terorisme. Bersama dengan Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES) ini, juga diberikan pin emas kepada kepada 33 perwakilan masyarakat dan mitra luar negeri lainnya yang terlibat aktif dalam penanggulangan terorisme.

Dina Y Sulaeman dikenal luas sebagai peneliti dan penulis. Sejumlah bukunya di bidang kajian Timur Tengah telah tersebar luas di masyarakat, diantaranya: Prahara Suriah, Salju di Aleppo dan Ahmadi Nejad on Palestine. Ibu dua anak ini juga aktif membagikan pemikiran dan analisanya melalui tulisan populer di media cetak dan online serta di platform media sosial pribadinya. Dia juga aktif menulis di jurnal nasional dan internasional, antara lain dengan tema human security, middle east, foreign policy dll. Sebagai pakar dan analis hubungan internasional ia kerap diundang menjadi narasumber di berbagai seminar termasuk diminta tanggapannya oleh stasiun televisi-televisi nasional terkait isu-isu internasional terkini. 


Dengan penyematan pin emas ini, Dina Sulaeman juga dikukuhkan sebagai anggota dari Paguyuban Anti Teror Indonesia (PATI) yang dibentuk oleh BNPT di hari yang sama. Dalam penjelasan Kepala BNPT Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, PATI dibentuk sebagai wadah silaturahim dan wadah perjuangan para tokoh anti-teror Indonesia yang berbadan hukum.

“Memandang pengalaman, pengetahuan, dan koneksi yang dimiliki berbagai tokoh Polri, TNI, aparatur sipil negara (ASN), serta masyarakat yang memiliki sarat pengalaman di bidang penanggulangan terorisme merupakan kekuatan penting yang diperlukan negara sebagai referensi bagi para pihak yang berkontribusi dalam upaya pencegahan terorisme.” Ujar Rycko dalam sambutannya. 

Ke depannya, ia menuturkan seluruh jajaran PATI akan bekerja sama dalam mendukung dan memperkuat pelaksanaan strategi serta kebijakan nasional penanggulangan terorisme di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, BNPT juga meresmikan Museum Nasional Penanggulangan Terorisme Adhi Pradana yang didedikasikan sebagai sarana wisata edukasi untuk terus meningkatkan rasa cinta tanah air dan kesadaran akan bahaya terorisme.

"Diharapkan melalui museum ini, pengunjung dapat mempelajari sejarah, bahaya, ancaman terorisme, dan modus operandi para pelaku," ujar Kepala BNPT.

Rycko mengungkapkan museum tersebut dibuka untuk umum dan setiap elemen masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, para peneliti, hingga pemerhati, untuk berwisata edukasi serta sebagai sumber referensi yang akurat, aktual, dan terpercaya.

Di dalam museum, seluruh pengunjung dapat menyaksikan berbagai koleksi benda-benda, informasi, strategi penanganan, serta perjuangan semua pihak dalam penegakan hukum tindak pidana terorisme di Indonesia.

Disebutkan,  Hari Ulang Tahun (HUT) BNPT Ke-14 ini mengambil tema "BNPT Gelorakan Anti Kekerasan, Indonesia Damai Menuju Indonesia Emas".